Advertisement
Soal Pemain Timnas Yang Jadi Polisi, Erick Thohir: Harus Kita Dukung
Timnas Indonesia
MakanBola
PSSI

Ketum PSSI, Erick Thohir, mengimbau publik sepak bola Indonesia untuk menghargai pilihan sejumlah pemain Timnas Indonesia U-20 dan U-23 yang mengikuti pendidikan kepolisian.

Menurut Erick Thohir, setiap individu memiliki kepentingan dan mimpi masing-masing. Sehingga keputusan yang diambil pemain tersebut harus dihargai.

“Itu pilihan yang harus kita didukung karena masing-masing individu punya kepentingan. Toh dia bukan menolak main di timnas, tapi ada mimpi jadi polisi, jadi tentara,” kata Erick Thohir.

Di sisi lain, dikarenakan pendidikan tersebut akan berlangsung selama lima bulan. Ada kemungkinan mereka kesulitan bergabung Timnas Indonesia U-23 dalam agenda seperti Piala AFF U-23 hingga pemusatan latihan untuk Kualifikasi Piala Asia U-23 dan Asian Games.

Namun, Erick Thohir menyikapi hal tersebut dengan tenang. Ia meyakini semua itu akan ada jalan keluar yang terbaik untuk berbagai pihak.

“Prosedurnya seperti itu, kita tidak bisa intervensi. Kita musti saling respect, itu kan demokrasi. Saya yakin ada jalan keluar, karena tentu ada kepentingan nasional yang lebih tinggi,” imbuh Menteri BUMN itu.

Sebagai informasi, ada sembilan pemain yang terdiri dari eks Timnas Indonesia U-20 dan U-23 yang mengikuti pendidikan kepolisian selama lima bulan.

Mereka adalah Ginanjar Wahyu (Arema FC), Frengky Missa (Persikabo 1973), Kakang Rudianto (Persib Bandung), Ananda Raehan (PSM Makassar), Dimas Juliano Pamungkas (Bhayangkara FC).

Kemudian ada Rabbani Tasnim Siddiq (RANS Nusantara FC), Daffa Fasya Sumawijaya (Borneo FC), Muhammad Faiz Maulana (Bhayangkara FC), dan Muhammad Ferrari (Persija).